Artikel "Peristiwa"
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Tragis! Pelajar Berprestasi di Toba Diduga Bunuh Diri karena Frustrasi
Ilustrasi Depresi


KABARTAPANULI.COM - Toba Seorang pelajar berinisial KS (19) ditemukan tewas tenggelam di Sungai Desa Bius Gu Barat, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, pada Jumat (21/3/2025). KS dikenal sebagai sosok yang rajin belajar dan baru saja lulus di Politeknik Negeri Manado Jurusan Elektro melalui Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2025.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, sejumlah teman sekolah dan warga sekitar mendatangi rumah duka pada Sabtu (22/3/2025). Mereka menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian KS.

KS, Pelajar Berprestasi yang Rajin Belajar

Salah seorang teman KS yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa KS dikenal sebagai "kutu buku" yang rajin belajar dan disiplin. Bahkan, ia selalu berada di peringkat tiga besar di sekolahnya.

"Ia dikenal pendiam dan giat belajar. Selalu masuk juara tiga besar di sekolah. Ia juga lulus di Politeknik Negeri Manado Jurusan Elektro," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

Temannya itu menambahkan, KS lebih sering menyendiri saat jam istirahat dan memilih belajar daripada bergabung dengan teman-temannya.

"KS jarang bergabung dengan teman-teman saat istirahat. Ia lebih suka menyendiri dan belajar. Mungkin itu sebabnya dianggap tertutup," jelasnya.

Sosok yang Dibanggakan Warga

Selain dikenal sebagai pelajar cerdas, KS juga dikenal oleh warga sekitar sebagai anak yang penurut dan tidak pernah terlibat masalah.

"Kita sangat bangga dengan kepribadian anak itu. Pintar, penurut, dan tidak pernah berkeliaran seperti remaja sekarang," kata pria bermarga Siagian, salah seorang warga setempat.

Warga Desa Bius Gu Barat menyatakan bahwa KS lebih sering menghabiskan waktu dengan buku setelah pulang sekolah.

"Dia selalu langsung pulang sekolah dan belajar di rumah. Sepertinya mengulang pelajaran yang dipelajari di sekolahnya," tambah warga tersebut.

Misteri di Balik Kepergian KS

Sebelumnya, muncul dugaan bahwa KS mengalami frustrasi karena tidak diizinkan orang tuanya untuk melanjutkan kuliah. Namun, kabar tersebut dibantah oleh warga setempat. Mereka menyebut bahwa keluarga KS sebenarnya mampu membiayai pendidikannya.

"Abang dan kakaknya sudah bekerja dan cukup sukses. Jadi, tidak benar kalau alasan ekonomi menjadi penghalang," ungkap Boru Manurung, salah seorang warga.

Kemungkinan besar, ayah KS merasa khawatir karena tempat kuliah KS berada di Manado yang jauh dari rumah. Pasalnya, selama ini hanya KS dan ayahnya yang tinggal bersama di rumah.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan Kapolsek Porsea AKP Daniel Aritonang, pada Rabu (19/3/2025), KS terlihat duduk di pinggir sungai dengan kondisi diduga frustrasi. Ayahnya sempat membujuk KS untuk pulang, tetapi tidak berhasil. Ketika ayahnya pergi membeli token listrik, KS sudah tidak ditemukan di lokasi.

Pencarian dilakukan hingga akhirnya pada Jumat (21/3/2025), jasad KS ditemukan di sekitar bendungan sungai tersebut setelah DAM dibuka. Berdasarkan keterangan dari keluarga, mereka menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kepergian KS dengan ikhlas.

"Pihak keluarga sudah menerima sebab kematian korban dan membuat surat pernyataan penolakan otopsi," jelas AKP Daniel.

Pesan untuk Semua Pihak

Kepergian KS yang begitu mendadak menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap kondisi mental remaja. Penting untuk memberikan dukungan dan ruang dialog yang lebih terbuka kepada generasi muda agar mereka tidak merasa terisolasi dalam menghadapi tekanan hidup.


Keyword SEO: Pelajar bunuh diri di Toba, kematian KS Politeknik Negeri Manado, kasus bunuh diri siswa berprestasi, tragedi di Toba, kasus tenggelam di Sungai Toba, pelajar berprestasi bunuh diri, berita terkini Toba.

Effendi MS Simbolon Resmi Dilantik sebagai Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen 2024-2028
Effensi Simbolon Dilantik Menjadi Ketua Yayasan Universitas HKBP Nomensen.

KABARTAPANULI.COM - Medan, Sumatera Utara – Effendi MS Simbolon resmi menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen untuk periode 2024-2028. Pelantikan tersebut berlangsung di Gereja HKBP, Jalan Sudirman, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (23/2/2025), bersamaan dengan pelantikan anggota yayasan lainnya.

Acara diawali dengan Ibadah Minggu yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Victor Tinambunan. Selain pelantikan Effendi Simbolon, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian juga resmi menjabat sebagai Ketua Yayasan Kesehatan HKBP Nommensen.

Komitmen Besar untuk Pendidikan

Dalam sambutannya, Effendi menyampaikan rasa syukur serta harapannya untuk kemajuan Universitas HKBP Nommensen. Ia menegaskan komitmennya untuk menjalankan amanat yang diberikan dengan optimal, termasuk di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Ini bukan tugas yang ringan. Kami memohon bimbingan Tuhan agar dapat bersama-sama dengan rektorat dan seluruh civitas akademika mengembangkan Universitas HKBP Nommensen yang akan berusia 71 tahun pada Oktober 2025,” ujar Effendi.

Menyusun Blueprint Masa Depan

Salah satu langkah utama yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah penyusunan blueprint pengembangan universitas dalam tiga bulan ke depan. Blueprint ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kampus Medan dan Pematangsiantar serta membuka peluang ekspansi ke wilayah lain di Indonesia.

“Dengan sekitar 30 SMA yang berada di wilayah pendidikan HKBP, kami ingin menciptakan dampak positif bagi pendidikan tinggi, khususnya di Sumut,” jelas Effendi.

Setelah blueprint rampung, proposal tersebut akan diajukan kepada pembina dan pimpinan HKBP. Jika mendapat persetujuan, dokumen ini akan diserahkan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Kami membutuhkan political will dari pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan universitas ini. Presiden Prabowo sangat memahami pentingnya sektor pendidikan, dan kami optimistis mendapat dukungan penuh,” tambahnya.

Revitalisasi Kemitraan Global

Selain fokus pada pengembangan di dalam negeri, Effendi juga akan mengupayakan kerja sama internasional dengan universitas di Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Upaya ini bertujuan untuk menghidupkan kembali hubungan akademik yang pernah menjadi bagian dari sejarah HKBP Nommensen.

“Kami butuh waktu tiga hingga enam bulan untuk mempersiapkan ini semua. Harapannya, akan ada lebih banyak kesempatan bagi generasi muda untuk menimba ilmu, bahkan hingga ke luar negeri. Ke depan, kami juga akan mengembangkan ke wilayah Jawa,” tandasnya.

Dengan visi besar dan strategi yang jelas, Effendi Simbolon siap membawa Universitas HKBP Nommensen ke tingkat yang lebih tinggi. Masyarakat pun menantikan langkah-langkah konkret yang akan diwujudkan dalam waktu dekat.

Kapolres Tapteng Ungkap Kronologi Penikaman di Desa Muara Bolak


KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Tengah – Kapolres Tapanuli Tengah (Tapteng), AKBP Wahyu Endrajaya, SIK, M.Si, mengungkap kronologi kejadian penikaman yang terjadi di Desa Mauara Bolak, Kecamatan Sosogadong, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Minggu (23/2/25) sekitar pukul 07.00 WIB.

Kapolres menjelaskan bahwa insiden ini bermula ketika korban, SP, mendatangi pelaku, AHP, hingga terjadi cekcok mulut yang berujung pada penganiayaan.

“Saat itu korban mendatangi pelaku dan terjadi cekcok mulut. Korban kemudian memukul pelaku sebanyak tiga kali. Karena pelaku sudah berusia 65 tahun, ia kembali masuk ke dalam rumah untuk membela diri dengan membawa parang, dengan maksud hanya untuk menakut-nakuti,” jelas Kapolres pada Senin (24/2/25).

Korban yang melihat pelaku membawa parang langsung melarikan diri. Setelah itu, pelaku meletakkan kembali parang dan menggantikannya dengan pisau.

“Setelah mengambil pisau, pelaku mencari korban sejauh 100 meter hingga tiba di sebuah warung. Pelaku bertanya kepada beberapa orang di warung mengenai keberadaan korban. SP kemudian keluar, namun melihat pelaku membawa pisau, ia kembali berlari ke arah kebun sawit. Saat berlari, korban tersungkur jatuh dengan sendirinya, lalu pelaku melakukan penikaman sebanyak empat kali, yakni dua kali di dada, satu kali di lengan, dan satu kali di tangan korban,” ungkap Kapolres.

Kasus Masih dalam Proses Penyidikan

Kapolres juga menyampaikan bahwa kasus ini masih dalam proses penyidikan dan pemeriksaan dalam waktu 1x24 jam.

“Sore ini akan dilakukan gelar perkara untuk penentuan status tersangka,” kata Kapolres.

Terkait dugaan adanya dendam pribadi antara korban dan pelaku, Kapolres menyatakan bahwa hal ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

“Soal dendam pribadi itu masih kami dalami, namun yang pasti korban datang ke rumah pelaku untuk mempertanyakan suatu permasalahan. Saat ini, pelaku telah diamankan di Unit Reskrim Polres Tapteng dan masih dimintai keterangan lebih lanjut, termasuk melengkapi keterangan saksi-saksi serta visum,” pungkas Kapolres.

Kasus Penemuan Mayat di Sungai Aek Sigeaon Terbongkar: Korban Adalah Parningotan Sitompul

KabarTapanuli.com - Tapanuli Utara, Selasa (17/9/2024) – Polisi berhasil mengungkap identitas mayat pria yang ditemukan terapung di Sungai Aek Sigeaon, Desa Pancur Napitu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, pada Minggu (15/9/2024) sore. Mayat tersebut diidentifikasi sebagai Parningotan Sitompul (47), warga Desa Siraja Oloan, Kecamatan Tarutung.

Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Ernis Sitinjak, SH, S.I.K, melalui Kasi Humas Aiptu W. Baringbing, menyampaikan bahwa identitas korban terungkap setelah penyelidikan intensif dilakukan oleh pihak kepolisian sejak penemuan mayat. "Mayat tersebut bernama Parningotan Sitompul. Identitas korban berhasil diungkap berkat informasi dari masyarakat dan penyelidikan di lapangan," ujar Baringbing.

Penelusuran polisi dimulai dari interogasi yang dilakukan di sebuah warung tuak milik Candra Siregar di Jalan SM Raja, Tarutung. Pada Kamis (12/9/2024), Parningotan terakhir kali terlihat di warung tersebut, di mana ia meminum tuak hingga mabuk berat. Pemilik warung mengungkapkan bahwa korban pulang sendirian sekitar pukul 23.30 WIB dalam kondisi mabuk dan berjalan di dekat Sungai Aek Sigeaon, yang saat itu sedang meluap akibat hujan deras.

Kepolisian kemudian mendapatkan informasi tambahan dari istri korban, Tetty Dewi Gultom (48), yang mengakui bahwa suaminya memang tidak pulang ke rumah sejak Kamis malam hingga Minggu. Tetty juga mengungkapkan bahwa suaminya sering kali mabuk berat dan tidak langsung pulang ke rumah, sehingga ia tidak terlalu khawatir ketika suaminya tidak pulang.

Penemuan identitas korban semakin kuat ketika Kristian Susilo Pasaribu, anggota keluarga korban, diminta untuk memeriksa jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Setelah melihat korban, Kristian memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Parningotan Sitompul berdasarkan cincin yang dikenakan oleh korban, yang ia beli untuk iparnya itu.

Polisi juga mengungkapkan bahwa jarak antara warung tuak dan rumah korban sekitar 2 kilometer, melewati dua jembatan. Sementara jarak antara lokasi terakhir korban terlihat hingga tempat ditemukan mayatnya di Sungai Aek Sigeaon diperkirakan sejauh 5 kilometer.

Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk memastikan penyebab kematian Parningotan Sitompul, termasuk apakah ada indikasi tindak pidana yang terlibat dalam kejadian tersebut. Sementara itu, jenazah korban telah diserahkan kepada keluarganya untuk urusan pemakaman lebih lanjut.

 

Kisah Cinta Karman dan Yuniara Viral: Perbedaan Usia 41 Tahun Tak Jadi Penghalang

KABARTAPANULI.COM - Cirebon – Kisah cinta Karman, mantan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Plered, Cirebon, Jawa Barat, mendadak viral di media sosial. Hal ini karena pria yang akrab disapa Haji Maman tersebut menikahi mantan siswinya, Yuniara, yang memiliki perbedaan usia 41 tahun. Karman lahir pada tahun 1956, sedangkan Yuniara lahir pada 1997.

Pasangan ini menikah pada 23 Februari 2023, dan kebersamaan mereka kerap menjadi sorotan warganet, terutama setelah video-video romantis mereka diunggah di media sosial.

Perjalanan Cinta Karman dan Yuniara

Kisah cinta Karman dan Yuniara terjalin secara tak terduga. Karman, yang pernah menjadi guru Yuniara di SMP Negeri 1 Plered pada tahun 2013, saat itu masih berstatus suami dengan tiga anak dan dua cucu. Namun, setelah istrinya meninggal pada tahun 2021, Karman bertemu kembali dengan Yuniara pada tahun 2022, setelah Yuniara pulang ke Cirebon usai menyelesaikan studinya di Amikom Yogyakarta.

Keduanya mulai menjalin komunikasi intens, dan setelah merasa cocok satu sama lain, mereka memutuskan untuk menikah pada awal 2023. Meskipun perbedaan usia yang sangat jauh menjadi tantangan besar, Karman berhasil meyakinkan orangtua Yuniara bahwa cinta mereka tulus. Akhirnya, mereka mendapatkan restu dan melangsungkan pernikahan.

Viral di Media Sosial

Romantisme Karman dan Yuniara terus menarik perhatian publik, terutama setelah Yuniara aktif membagikan momen kebersamaan mereka di media sosial, khususnya di akun TikTok @misyouniarr. Salah satu unggahan yang viral adalah ketika Yuniara memamerkan foto maternity, di mana ia dan Karman mengenakan busana senada berwarna coklat muda. Dalam salah satu foto, Karman terlihat mencium perut istrinya yang tengah hamil, memancarkan momen bahagia mereka sebagai pasangan suami istri yang sedang menantikan kelahiran anak pertama.

Warganet pun memberikan beragam komentar terhadap hubungan mereka. Meski beberapa mengkritik perbedaan usia yang begitu jauh, banyak juga yang memberikan dukungan dan doa agar pasangan ini selalu sehat dan bahagia. Salah satu komentar dari akun @emb*** berbunyi, "Tak memandang usia yang penting hidup bahagia, no 1..samawa Mbk...sehat-sehat bumil aku juga bumil HPL Agustus sehat-sehat kita."

Perjuangan Mencari Restu dan Kehidupan Harmonis

Perbedaan usia yang signifikan antara Karman dan Yuniara awalnya menimbulkan tantangan besar, terutama dalam memperoleh restu dari orangtua Yuniara. Namun, setelah Karman menjelaskan niat baiknya, keluarga akhirnya merestui hubungan mereka. Kini, keduanya hidup harmonis dan kerap membagikan momen romantis di media sosial.

Karman sendiri dikenal sebagai sosok yang sabar dan penyayang, seperti yang diungkapkan Yuniara di salah satu unggahannya. “Alhamdulillah hadiah dari Allah untuk aku setelah menikah. Punya suami yang super duper baiknya. Gak pernah marah dan selalu sabar sama aku,” tulisnya, menggambarkan betapa ia bahagia menjalani kehidupan bersama Karman.

Lahirnya Buah Hati

Pada bulan September 2024, Yuniara melahirkan anak pertama mereka yang diberi nama Rafki Aulian Syukriansyah. Momen ini juga sempat dibagikan di media sosial, disertai ucapan syukur dan kebahagiaan dari pasangan tersebut. Video-video terkait kelahiran anak mereka telah ditonton lebih dari 23 juta kali di TikTok, dan mendapat berbagai respons positif dari para pengikut mereka.

Kisah cinta Karman dan Yuniara, meski penuh tantangan, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa perbedaan usia bukanlah penghalang bagi cinta sejati. Kini, mereka menjalani kehidupan bahagia bersama putra mereka dan terus mendapatkan dukungan dari keluarga serta warganet yang mengikuti perjalanan cinta mereka.

 

Viral! Mahasiswa Universitas Mulawarman Dipukul Paspampres Usai Foto Bersama Presiden Jokowi

KABARTAPANULI.COM - Samarinda – Nama Yulianus Agung Ngindi Ate, seorang mahasiswa hukum Universitas Mulawarman, menjadi sorotan publik setelah dirinya mengaku dihajar oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) usai berfoto dengan Presiden Joko Widodo. Insiden tersebut terjadi pada Minggu malam (8/9/2024) di Samarinda, Kalimantan Timur.

Yulianus, yang dengan antusias mendekati Presiden Jokowi untuk berswafoto, tidak menyangka bahwa tindakannya akan berujung pemukulan oleh Paspampres. Dalam video pengakuannya yang viral di media sosial, ia menceritakan bahwa Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan dirinya yang meminta foto. Namun, beberapa saat setelah berhasil berfoto, Paspampres menghantamnya.

"Saya dihantam, saya dipukul sama pasukan presiden tadi, hanya karena foto sama presiden," ujar Yulianus dalam video yang diunggah ke media sosial. Ia pun menyayangkan tindakan keras Paspampres tersebut, mengingat Presiden Jokowi adalah presiden rakyat Indonesia.

Yulianus menceritakan kejadian tersebut terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXX Tahun 2024 di Kota Samarinda. Setelah selesai mengikuti acara, Yulianus berinisiatif untuk mendekati Jokowi dan meminta berfoto bersama. Namun, setelah foto diambil, Paspampres mendekatinya dan memukulnya.

"Untung saya enggak mati, hantaman itu keras. Pak Presiden aja enggak masalah. Masak saya dihantam sama Paspampres," tambah Yulianus dalam video yang viral.

Video Pengakuan Viral di Media Sosial

Kejadian tersebut menjadi viral setelah Yulianus membagikan pengalamannya di akun Instagram pribadinya, @agung_q114. Ia mengungkapkan rasa kecewanya terhadap tindakan Paspampres, meskipun ia sudah meminta maaf atas aksinya yang menerobos ring 1 untuk mendekati Presiden.

"Saya tahu mungkin saya salah dalam meminta foto atau menerobos, tapi setelah kejadian itu saya sudah meminta maaf tiga kali kepada Paspampres itu. Masa saya harus dipukul?" tulis Yulianus dalam unggahannya.

Video pengakuan Yulianus yang diunggah di media sosial juga menampilkan momen saat seorang anggota Paspampres menegurnya. "Kamu jangan kayak gitu, ya," kata salah satu aparat keamanan kepada Yulianus, yang terdengar dalam video tersebut.

Yulianus: "Saya Hanya Bangga dengan Presiden Jokowi"

Dalam unggahannya di media sosial, Yulianus menyatakan bahwa ia merasa bangga dapat berfoto dengan Presiden Jokowi. Namun, ia sangat menyayangkan perlakuan Paspampres terhadap dirinya, yang menurutnya tidak seharusnya terjadi pada seorang warga negara yang hanya ingin bertemu dengan pemimpinnya.

"Saya hanya bangga dan bersyukur dengan Presiden Jokowi, tapi saya tidak setuju dengan perlakuan Paspampres terhadap saya. Saya orang berpendidikan juga, kalau sudah ditegur saya mengerti, jangan sampai main tangan," tulis Yulianus.

Unggahan Yulianus mendapat banyak perhatian dan simpati dari netizen. Banyak yang mengkritik tindakan Paspampres yang dinilai berlebihan terhadap mahasiswa tersebut, meskipun Yulianus sudah menunjukkan itikad baik dengan meminta maaf.

Siapa Yulianus Agung?

Yulianus Agung Ngindi Ate adalah mahasiswa hukum Universitas Mulawarman di Samarinda, Kalimantan Timur. Selain aktif sebagai mahasiswa, ia juga cukup aktif di media sosial dengan akun Instagram @agung_q114, yang kini memiliki ratusan pengikut. Yulianus juga memiliki akun YouTube dengan nama "Yulianus Agung Ngindi Ate," di mana ia kerap membagikan video dan konten seputar kehidupan sehari-harinya.

Kejadian ini menjadi sorotan besar di media sosial, mengundang perdebatan mengenai batasan pengamanan yang diterapkan oleh Paspampres terhadap masyarakat yang ingin berinteraksi dengan pemimpin negara. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana atau Paspampres terkait insiden ini.

Hujan Deras dan Puting Beliung di Tapanuli Utara: Tragedi di Tengah Persiapan Pesta Keluarga

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Utara, Sumatera Utara — Hujan deras yang disertai dengan angin puting beliung melanda Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut), pada Minggu sore (1/9/2024), mengakibatkan delapan rumah warga mengalami kerusakan dan menelan korban jiwa serta luka-luka.

Kepala Seksi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing, mengonfirmasi bahwa seorang warga tewas dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut. "Dalam hal itu, ada delapan rumah warga yang rusak dan satu orang meninggal dunia, delapan luka ringan," kata Aiptu Walpon Baringbing pada Senin (2/9/2024).

Peristiwa tersebut terjadi di Dusun Lumban Holbung, Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborongborong. Ketika hujan deras dan angin puting beliung menerjang, warga setempat memilih untuk berlindung di dalam rumah masing-masing.

Namun, malapetaka terjadi saat pohon pinus besar yang berada di samping rumah milik Toni Sihombing tumbang akibat angin kencang. Pohon tersebut menghantam rumah tempat beberapa warga berkumpul untuk membahas persiapan pesta keluarga yang rencananya akan digelar pekan depan.

Korban tewas, Dimpos Sihombing (37), dilaporkan tertimpa pohon di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara itu, delapan warga lainnya yang berada di rumah tersebut mengalami luka-luka akibat terkena ranting pohon yang jatuh.

"Korban yang meninggal dunia dan yang luka ringan keseluruhannya berkumpul di satu rumah karena persiapan ada pesta keluarga hari Rabu depan," jelas Aiptu Walpon Baringbing.

Meski rumah lain yang mengalami kerusakan juga terdampak oleh angin puting beliung, kerusakan yang terjadi cenderung ringan. Pemilik rumah yang mengalami kerusakan antara lain adalah Toni Sihombing (35), Jampiter Sihombing (50), Darwin Sihombing (50), Fitner Sihombing (67), Lindu Aritonang (40), Rina Rihombing (50), Ropita Purba (45), dan Hotman Sihombing (55). Semua korban merupakan warga Desa Bahal Batu III.

Data korban luka-luka yang dihimpun dari lokasi kejadian mencakup Sabungan Sihombing (55), Pantur Pasaribu (45), Risma Sihombing (45), Demi Sihombing (9), Roniata Sihombing (27), Ririn Pasaribu (9), Yumi Pasaribu (13), dan Jasa Yandos Sihombing (23). Beruntung, luka yang mereka alami relatif ringan dan mereka sudah mendapatkan perawatan medis.

Kejadian ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama di wilayah yang rawan angin puting beliung. Pemerintah setempat diharapkan segera memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban serta melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan.