Artikel "Kriminal"
Tampilkan postingan dengan label Kriminal. Tampilkan semua postingan

Lima Mahasiswa Akper Taput Ditangkap Saat Pesta Ganja, Pemasok Narkoba Juga Diamankan

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Utara — Satuan Reserse Narkotika Polres Tapanuli Utara berhasil mengamankan lima mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Pemkab Taput yang tertangkap sedang berpesta ganja. Penangkapan ini dilakukan setelah tim opsnal narkoba menerima laporan dari masyarakat terkait dugaan penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa.

Kasi Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu W. Baringbing, membenarkan penangkapan tersebut. Kelima mahasiswa yang ditangkap adalah WSM (18), JGD (20), RS (18), FVBS (21), dan RNAS (21). Selain itu, turut diamankan seorang warga sipil bernama Elkadi Judika Simanjuntak (21) yang diduga sebagai pemasok narkoba dalam kasus ini.

"Kelima mahasiswa yang ditangkap adalah WSM (18), JGD (20), RS (18), FVBS (21), dan RNAS (21). Sedangkan satu orang masyarakat biasa yang ditangkap sebagai pemasok narkoba adalah Elkadi Judika Simanjuntak (21)," ungkap Baringbing dikutip dari laman resmi Polri, Minggu, 23 Maret 2025.

Dalam penangkapan tersebut, polisi berhasil menyita barang bukti berupa ganja kering seberat 22,21 gram. Barang bukti ini kini diamankan untuk proses hukum lebih lanjut.

"Barang bukti yang diamankan berupa ganja kering seberat 22,21 gram," lanjut Baringbing.

Para tersangka kini dijerat dengan Pasal 111 ayat (1) dan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka terancam hukuman berat atas tindakan penyalahgunaan dan peredaran narkoba tersebut.

Polres Tapanuli Utara Imbau Masyarakat Waspada

Kasus ini menjadi peringatan serius bagi para mahasiswa dan masyarakat luas untuk menjauhi narkoba dan melaporkan segala bentuk penyalahgunaan narkotika kepada pihak berwenang. Polres Tapanuli Utara mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berperan aktif dalam memberantas penyalahgunaan narkotika.

Polres Tapanuli Utara terus berkomitmen dalam memerangi penyalahgunaan narkotika di wilayahnya guna menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari peredaran narkoba.

Bayi 4 Bulan Diduga Diculik Nenek Sendiri di Tapteng, Ibu Muda Ini Menangis Pilu
Ibu muda dan Bayinya warga Sorkam (Korban) serta Surat Laporan Kepolisian Polres Tapteng [WAHANANEWS.CO/JOBBINSON PURBA]

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Tengah – Suasana mencekam menyelimuti keluarga kecil Ito Dania Purba (22), seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Pargarutan, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Bayinya yang baru berusia empat bulan, FH, diduga diculik oleh neneknya sendiri pada Jumat, 14 Februari 2025.

Kronologi Kejadian

Peristiwa memilukan ini terungkap setelah Ito melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tapanuli Tengah pada 17 Februari 2025 (LP/B/64/11/2025/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU). Dalam laporannya, Ito menjelaskan bahwa dirinya kerap menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya, yang tak lain adalah anak dari terduga pelaku.

Bahkan, saat masih mengandung FH, Ito terpaksa kembali ke rumah orang tuanya karena tak tahan dengan perlakuan suaminya. Namun, cobaan yang dihadapinya tak berhenti di situ. Pada Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WIB, saat ia tengah berjalan menuju rumah seorang teman sambil menggendong bayinya, ibu mertuanya tiba-tiba datang dan merebut FH secara paksa.

"Saya tak menyangka ibu mertua saya tega melakukan ini," ujar Ito dengan suara bergetar, air mata tak mampu ia bendung saat mengingat kejadian itu. "Saya hanya ingin memeluk putri kecil saya kembali," lanjutnya penuh harap.

Polisi Selidiki Kasus Penculikan

Kasus dugaan penculikan ini langsung menjadi perhatian kepolisian. Kapolres Tapteng, AKBP Wahyu Endra Jaya, menegaskan bahwa pihaknya tengah mendalami kasus ini dan berupaya mencari keberadaan bayi FH.

"Perkara ini akan kami atensi," ujar Kapolres kepada wartawan pada Rabu (26/2/2025). Pihak kepolisian masih menyelidiki motif di balik dugaan penculikan tersebut. Dugaan sementara mengarah pada konflik rumah tangga antara Ito dan suaminya.

Harapan Publik: FH Segera Ditemukan

Publik berharap kepolisian bisa segera menemukan FH dan mengembalikannya ke pelukan sang ibu. Kasus ini juga menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dalam rumah tangga.

Hingga kini, pihak kepolisian terus mengembangkan penyelidikan, dan masyarakat diminta untuk segera melapor jika memiliki informasi terkait keberadaan FH. Semua pihak berharap kasus ini segera menemukan titik terang, dan bayi FH bisa kembali dengan selamat kepada ibunya.

Dua Pria Bobol Rumah Guru di Toba Saat Beribadah, Tiga Laptop Raib
Ilustrasi Dua Pria Bobol Rumah Guru di Toba Saat Beribadah

KABARTAPANULI.COM - Toba, Sumatera Utara – Sebuah aksi pencurian terjadi di Desa Aek Natolu Jaya, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Dua pria membobol rumah seorang guru yang tengah beribadah di gereja pada Minggu (16/2). Akibat kejadian ini, tiga unit laptop milik korban raib.

Rumah Dibobol Saat Korban Pergi Beribadah

Kapolsek Lumban Julu, AKP RE Sitohang, mengungkapkan bahwa korban bersama istri dan anaknya meninggalkan rumah dalam keadaan terkunci untuk menghadiri ibadah di gereja. Sepulangnya dari gereja, korban terkejut mendapati rumahnya dalam keadaan berantakan. Setelah diperiksa, tiga laptop yang sebelumnya disimpan di kamar, ruang tamu, dan lantai, telah hilang.

“Korban melihat tiga unit laptop yang disimpan di kamar, di ruang tamu, dan di lantai sudah tidak ada,” ujar AKP RE Sitohang, Rabu (26/2/2025).

Saat memeriksa lebih lanjut, korban menemukan pintu belakang rumahnya telah dirusak. Kerugian akibat pencurian ini diperkirakan mencapai Rp 22 juta.

Pelaku Ditangkap Bersama Barang Bukti

Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lumban Julu. Menindaklanjuti laporan, pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap dua pelaku berinisial JM (22) dan PM (25) pada Jumat (22/2).

“Unit Reskrim Polsek Lumban Julu sudah berhasil menangkap dua pelaku,” jelas Sitohang.

Dalam proses penangkapan, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa tiga unit laptop yang dicuri.

Modus Operandi: Mencongkel Pintu dengan Parang

Berdasarkan hasil penyelidikan, kedua pelaku masuk ke dalam rumah korban dengan cara mencongkel pintu belakang menggunakan parang. Setelah berhasil masuk, mereka mengambil tiga unit laptop yang ada di dalam rumah.

Kini, kedua pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian dan akan menjalani proses hukum lebih lanjut.

Polisi Imbau Warga Lebih Waspada

Atas kejadian ini, pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tindak kriminalitas, terutama saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Warga diharapkan untuk memastikan keamanan rumah dengan mengunci pintu dan memasang sistem keamanan tambahan jika memungkinkan.

Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dan segera melaporkan kejadian mencurigakan ke pihak berwajib.

Kata Kunci:

Pencurian di Toba, rumah dibobol saat ibadah, polisi tangkap pelaku pencurian, pencurian laptop di Sumut, keamanan rumah saat beribadah.

Kapolres Tapteng Ungkap Kronologi Penikaman di Desa Muara Bolak


KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Tengah – Kapolres Tapanuli Tengah (Tapteng), AKBP Wahyu Endrajaya, SIK, M.Si, mengungkap kronologi kejadian penikaman yang terjadi di Desa Mauara Bolak, Kecamatan Sosogadong, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Minggu (23/2/25) sekitar pukul 07.00 WIB.

Kapolres menjelaskan bahwa insiden ini bermula ketika korban, SP, mendatangi pelaku, AHP, hingga terjadi cekcok mulut yang berujung pada penganiayaan.

“Saat itu korban mendatangi pelaku dan terjadi cekcok mulut. Korban kemudian memukul pelaku sebanyak tiga kali. Karena pelaku sudah berusia 65 tahun, ia kembali masuk ke dalam rumah untuk membela diri dengan membawa parang, dengan maksud hanya untuk menakut-nakuti,” jelas Kapolres pada Senin (24/2/25).

Korban yang melihat pelaku membawa parang langsung melarikan diri. Setelah itu, pelaku meletakkan kembali parang dan menggantikannya dengan pisau.

“Setelah mengambil pisau, pelaku mencari korban sejauh 100 meter hingga tiba di sebuah warung. Pelaku bertanya kepada beberapa orang di warung mengenai keberadaan korban. SP kemudian keluar, namun melihat pelaku membawa pisau, ia kembali berlari ke arah kebun sawit. Saat berlari, korban tersungkur jatuh dengan sendirinya, lalu pelaku melakukan penikaman sebanyak empat kali, yakni dua kali di dada, satu kali di lengan, dan satu kali di tangan korban,” ungkap Kapolres.

Kasus Masih dalam Proses Penyidikan

Kapolres juga menyampaikan bahwa kasus ini masih dalam proses penyidikan dan pemeriksaan dalam waktu 1x24 jam.

“Sore ini akan dilakukan gelar perkara untuk penentuan status tersangka,” kata Kapolres.

Terkait dugaan adanya dendam pribadi antara korban dan pelaku, Kapolres menyatakan bahwa hal ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

“Soal dendam pribadi itu masih kami dalami, namun yang pasti korban datang ke rumah pelaku untuk mempertanyakan suatu permasalahan. Saat ini, pelaku telah diamankan di Unit Reskrim Polres Tapteng dan masih dimintai keterangan lebih lanjut, termasuk melengkapi keterangan saksi-saksi serta visum,” pungkas Kapolres.

 

Indah Saragih, WNI Asal Medan, Tewas di Tangan Suaminya di Albania

KABARTAPANULI.COM - Medan – Kabar tragis datang dari Albania, di mana seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Medan, Indah Lilis Sartika Saragih, ditemukan tewas dibunuh oleh suaminya, James Wertz, yang merupakan warga negara Amerika Serikat. Setelah membunuh Indah, James Wertz kemudian bunuh diri di samping jasad istrinya.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Bulgaria, mengonfirmasi kabar duka tersebut pada Selasa (10/9/2024). “KBRI Sofia menerima informasi bahwa seorang WNI atas nama Indah Lilis Sartika Saragih meninggal dunia di Tirana, Albania. Almarhumah meninggal karena dibunuh oleh suaminya, WN Amerika Serikat. Suaminya tersebut kemudian bunuh diri,” ungkap Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI.

Koordinasi dengan Otoritas Albania

Saat ini, pihak KBRI Sofia telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menangani kasus ini dan memproses pemulangan jenazah. Namun, kepolisian Albania masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan detail dari pembunuhan tersebut. Oleh karena itu, jenazah Indah belum dapat dipulangkan ke Indonesia.

“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga di Medan, tetapi pemulangan jenazah masih harus menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian Albania,” jelas Judha.

Tewas Dijerat Tali

Insiden yang mengguncang komunitas diaspora Indonesia di Eropa ini pertama kali dilaporkan oleh media Albania, Voxx. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa James Wertz membunuh Indah dengan cara mencekik menggunakan tali. Setelah melakukan pembunuhan, James meninggalkan pesan bertuliskan, "Sorry, I can not make it," sebelum akhirnya bunuh diri.

Beberapa sumber dari komunitas diaspora Indonesia di Tirana menyebut bahwa Indah dikenal sebagai pribadi yang sangat tertutup. Salah satu warga Indonesia yang tinggal di Tirana, Maya, mengungkapkan bahwa Indah hanya bisa dikunjungi ketika suaminya tidak ada di rumah.

“Kalau berkunjung ke rumahnya, baru boleh kalau suaminya tidak ada di rumah,” ujar Maya, Senin (19/8/2024). Ia juga menyebut bahwa Indah jarang menggunakan media sosial, dan akun Facebook-nya pun dikunci.

Kehidupan di Tirana dan Komunitas Diaspora Indonesia

Indah Saragih adalah seorang Kristen yang memiliki anjing peliharaan. Ia merupakan bagian dari komunitas diaspora Indonesia di Tirana, yang berjumlah sekitar 50 orang. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pemijat di spa atau sebagai pramusaji di restoran. Maya mengungkapkan bahwa meskipun sering diundang untuk berkumpul dengan komunitas, Indah jarang ikut serta dalam kegiatan sosial.

“Ada sedikit kegiatan sosial di kalangan kami, dan saya sering mengajak Ibu Indah untuk berkumpul, tetapi jarang berhasil,” tambah Maya.

Koordinasi KBRI dengan Diaspora Indonesia

KBRI Bulgaria, yang menangani urusan konsuler untuk Albania, telah melakukan koordinasi dengan diaspora Indonesia di Tirana serta Kementerian Luar Negeri RI untuk menangani kasus ini. “Kami sedang berkoordinasi dengan diaspora Indonesia di Tirana dan Kementerian Luar Negeri RI,” kata Mekar, seorang diplomat dari KBRI Bulgaria.

Kasus pembunuhan ini mengingatkan pada insiden serupa yang menimpa Josepha Hestiningtyas, seorang WNI yang tinggal di Jerman. Josepha juga tewas dibunuh oleh suaminya pada bulan sebelumnya, dan suaminya kemudian bunuh diri setelah melakukan aksi keji tersebut.

Tragedi ini menambah daftar panjang kekerasan domestik yang dialami oleh WNI di luar negeri, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan dan penanganan kasus kekerasan terhadap WNI yang tinggal di luar negeri.

 

Polisi Buru 8 Pelaku Penyekapan dan Pemerkosaan Siswi SMA di Labuhanbatu

KABARTAPANULI.COM - Labuhanbatu – Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Labuhanbatu terus memburu delapan pelaku yang diduga terlibat dalam kasus penyekapan dan pemerkosaan terhadap seorang siswi SMA berinisial RCV (17), warga Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Hingga saat ini, pihak kepolisian baru berhasil menangkap dua pelaku yang terlibat dalam aksi keji tersebut.

Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Teuku Rivanda Ikhsan menyatakan bahwa pihaknya masih terus mencari keberadaan delapan orang lainnya. "8 orang lagi yang masih kami cari," ujar Teuku Rivanda, Senin (9/9/2024).

Dua pelaku yang telah diamankan adalah PIJ (21), seorang karyawan swasta asal Dusun Aek Mardua, Desa Bandar Tinggi, Kecamatan Bilah Hulu, dan SZ (23) dari Desa Pondok Indomie, Kecamatan Bilah Hulu. PIJ diduga merupakan mantan kekasih korban, yang berperan penting dalam memperkenalkan korban kepada pelaku utama dan juga terlibat langsung dalam aksi pemerkosaan tersebut bersama delapan orang lainnya.

"Pelaku PIJ adalah mantan kekasih korban, dia juga yang memberikan nomor korban kepada pelaku utama," jelas Teuku Rivanda.

Video Kekerasan terhadap Terduga Pelaku Beredar

Sebelumnya, beredar video di media sosial X (dulu Twitter) yang menunjukkan dua pria sedang dihajar massa karena diduga terlibat dalam kasus penculikan dan pemerkosaan terhadap korban. Dalam video yang diunggah akun @sutanmangara pada Minggu (8/9/2024), terlihat puluhan warga yang memukuli kedua terduga pelaku hingga mereka terduduk di lantai, menutup kepala dengan kedua tangan mereka.

Akun tersebut juga menyebut bahwa korban disekap dan diperkosa bergilir oleh sepuluh pria di dua lokasi berbeda, yakni di sebuah rumah sewa dan area perkebunan kelapa sawit.

Korban Berhasil Ditemukan Setelah Mengirim Lokasi

Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Syafrudin menjelaskan, kejadian ini bermula pada Jumat malam (6/9/2024), ketika korban tidak kunjung pulang ke rumah. Keluarga korban yang khawatir akhirnya menerima lokasi terakhir korban melalui fitur berbagi lokasi dari salah satu teman korban.

Korban akhirnya ditemukan di sebuah warung di Kampung Sipirok, Kelurahan Bakaran Batu. Di sana, korban mengakui bahwa dirinya telah disekap dan diperkosa bergilir oleh para pelaku di dua lokasi berbeda, yaitu di sebuah rumah dan area perkebunan kelapa sawit.

"Korban mengaku disekap dan menjadi korban persetubuhan oleh belasan pria di dua lokasi tersebut," ujar AKP Syafrudin.

Polisi Berjanji Tindak Tegas Para Pelaku

Setelah mendengar pengakuan korban, keluarga korban beserta warga setempat melakukan pengintaian di rumah yang disebut oleh korban pada Sabtu malam (7/9/2024). Kedua pelaku kemudian berhasil disergap dan sempat menjadi sasaran kemarahan massa yang geram dengan tindakan biadab mereka.

Saat ini, Polres Labuhanbatu terus melakukan penyelidikan untuk mengejar para pelaku lainnya. "Kami akan bertindak tegas dalam kasus ini. Pengamanan dua pelaku adalah langkah awal untuk mengungkap seluruh pelaku yang terlibat dalam kejahatan ini," tegas AKP Syafrudin.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas setiap bentuk kejahatan, terutama yang melibatkan tindak kekerasan seksual.

Monika Hutauruk, Korban Pembunuhan di Taput Dikenal sebagai Dosen dan Pengawas Asrama yang Baik

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Utara, Sumatera Utara — Yayasan Akademi Keperawatan (Akper) Tarutung tengah berduka setelah salah satu pengawas asrama sekaligus dosen mereka, Monika Hutauruk (45), ditemukan tewas akibat dugaan pembunuhan. Monika dikenal sebagai sosok yang baik, disiplin, dan penuh perhatian terhadap pendidikan dan mahasiswa yang ia bimbing.

Ketua Yayasan Akper Tarutung, Dintar Hutabalian, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terkejut dan heran atas peristiwa tragis ini. Menurutnya, Monika adalah seorang pendidik yang berdedikasi dan sangat jarang menyusahkan orang lain. Ia mengakui, sulit untuk menemukan pengganti yang memiliki kualitas seperti Monika.

"Dia adalah sosok pendidik yang bekerja dengan bagus dan rajin. Dia itu tidak pernah menyusahkan. Kita masih merasa sangat sedih, karena kita sudah dapatkan sosok seperti dia terlepas dari apa yang terjadi padanya," ujar Dintar pada Senin (2/9/2024).

Monika ditemukan meninggal dunia di Jalan Kolonel Liberty Malau, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, pada Jumat (30/8/2024) pukul 13.00 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Monika tewas setelah diduga dibunuh oleh pasangan sesama jenisnya, Boy Sandi Hutauruk (38).

Menurut Dintar, pada saat kejadian, kampus Akper Tarutung sedang dalam masa libur, sehingga tidak ada dosen maupun mahasiswa yang berada di asrama. Monika yang juga berperan sebagai pengawas asrama, dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan sangat memperhatikan para mahasiswa.

"Dia adalah sosok disiplin. Kalau sebagai pendidik, ia memiliki jadwal untuk mengajar. Kalau lagi aktif perkuliahan, dia masuk ke kelas," tambah Dintar.

Dengan adanya peristiwa ini, pihak yayasan berencana untuk berdiskusi dengan mahasiswa yang merasa terganggu atau trauma atas kejadian tersebut. Dintar menegaskan, yayasan akan mencari solusi terbaik bagi mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan situasi ini, termasuk kemungkinan pemindahan asrama.

Monika Hutauruk telah lama mengabdi di yayasan tersebut, dan kesehariannya dihabiskan di asrama karena perannya sebagai pengawas. Peristiwa ini membuat yayasan merasa shock dan dalam duka mendalam.

"Kami masih merasa shock mendengar berita itu. Kami tidak menyangka bakal seperti ini menimpa dia. Karena dia itu orang baik, di luar prediksi kami," tuturnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini. Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara, AKP Delianto Habeahaan, menjelaskan bahwa korban ditemukan terlentang dengan darah keluar dari hidung dan mulut. Berdasarkan hasil visum, diduga kuat bahwa tewasnya korban adalah akibat perbuatan tindak pidana.

"Setelah mendapat laporan itu, petugas kita pun langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Saat tiba di TKP, korban ditemukan dengan posisi terlentang dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut," ujar AKP Delianto Habeahaan.

Awalnya, keluarga korban menduga bahwa kematian Monika disebabkan oleh penyakit jantung, mengingat ia sudah memasang ring jantung. Namun, pihak kepolisian mengupayakan agar tetap dilakukan autopsi demi kepentingan penyidikan. Hasil penyelidikan akhirnya mengarah kepada pelaku, Boy Sandi Hutauruk, yang berhasil ditangkap pada Sabtu (31/8/2024).

Boy Sandi kemudian mengakui perbuatannya, bahwa ia telah membunuh Monika. Hingga saat ini, proses hukum terhadap pelaku masih berjalan, dan pihak kepolisian berjanji akan menuntaskan kasus ini secepat mungkin.