Monika Hutauruk, Korban Pembunuhan di Taput Dikenal sebagai Dosen dan Pengawas Asrama yang Baik

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Utara, Sumatera Utara — Yayasan Akademi Keperawatan (Akper) Tarutung tengah berduka setelah salah satu pengawas asrama sekaligus dosen mereka, Monika Hutauruk (45), ditemukan tewas akibat dugaan pembunuhan. Monika dikenal sebagai sosok yang baik, disiplin, dan penuh perhatian terhadap pendidikan dan mahasiswa yang ia bimbing.

Ketua Yayasan Akper Tarutung, Dintar Hutabalian, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terkejut dan heran atas peristiwa tragis ini. Menurutnya, Monika adalah seorang pendidik yang berdedikasi dan sangat jarang menyusahkan orang lain. Ia mengakui, sulit untuk menemukan pengganti yang memiliki kualitas seperti Monika.

"Dia adalah sosok pendidik yang bekerja dengan bagus dan rajin. Dia itu tidak pernah menyusahkan. Kita masih merasa sangat sedih, karena kita sudah dapatkan sosok seperti dia terlepas dari apa yang terjadi padanya," ujar Dintar pada Senin (2/9/2024).

Monika ditemukan meninggal dunia di Jalan Kolonel Liberty Malau, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, pada Jumat (30/8/2024) pukul 13.00 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Monika tewas setelah diduga dibunuh oleh pasangan sesama jenisnya, Boy Sandi Hutauruk (38).

Menurut Dintar, pada saat kejadian, kampus Akper Tarutung sedang dalam masa libur, sehingga tidak ada dosen maupun mahasiswa yang berada di asrama. Monika yang juga berperan sebagai pengawas asrama, dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan sangat memperhatikan para mahasiswa.

"Dia adalah sosok disiplin. Kalau sebagai pendidik, ia memiliki jadwal untuk mengajar. Kalau lagi aktif perkuliahan, dia masuk ke kelas," tambah Dintar.

Dengan adanya peristiwa ini, pihak yayasan berencana untuk berdiskusi dengan mahasiswa yang merasa terganggu atau trauma atas kejadian tersebut. Dintar menegaskan, yayasan akan mencari solusi terbaik bagi mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan situasi ini, termasuk kemungkinan pemindahan asrama.

Monika Hutauruk telah lama mengabdi di yayasan tersebut, dan kesehariannya dihabiskan di asrama karena perannya sebagai pengawas. Peristiwa ini membuat yayasan merasa shock dan dalam duka mendalam.

"Kami masih merasa shock mendengar berita itu. Kami tidak menyangka bakal seperti ini menimpa dia. Karena dia itu orang baik, di luar prediksi kami," tuturnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini. Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara, AKP Delianto Habeahaan, menjelaskan bahwa korban ditemukan terlentang dengan darah keluar dari hidung dan mulut. Berdasarkan hasil visum, diduga kuat bahwa tewasnya korban adalah akibat perbuatan tindak pidana.

"Setelah mendapat laporan itu, petugas kita pun langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Saat tiba di TKP, korban ditemukan dengan posisi terlentang dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut," ujar AKP Delianto Habeahaan.

Awalnya, keluarga korban menduga bahwa kematian Monika disebabkan oleh penyakit jantung, mengingat ia sudah memasang ring jantung. Namun, pihak kepolisian mengupayakan agar tetap dilakukan autopsi demi kepentingan penyidikan. Hasil penyelidikan akhirnya mengarah kepada pelaku, Boy Sandi Hutauruk, yang berhasil ditangkap pada Sabtu (31/8/2024).

Boy Sandi kemudian mengakui perbuatannya, bahwa ia telah membunuh Monika. Hingga saat ini, proses hukum terhadap pelaku masih berjalan, dan pihak kepolisian berjanji akan menuntaskan kasus ini secepat mungkin.

Bagikan :

Post A Comment:

0 komentar saat ini,tambahkan komentar